Perikanan dan Kelautan

Selasa, 25 Mei 2010

“Penggunaan kompos sebagai media alternatif dalam proses rehabilitasi ozon”

Selama ini kompos dikenal hanya sebagai pupuk yang berasal dari kotoran ternak ataupun dari dedaunan yang membusuk. Kompos memberikan manfaat yang begitu besar dalam dunia pertanian yaitu sebagai pupuk organik yang hasilnya tidak kalah dengan pupuk buatan. Penggunaan kompos di Indonesia tidak terlalu digalakkan sehingga kotoran hewan dianggapnya hanya sebagai sampah yang tidak berguna. Para petani lebih memilih pupuk buatan atau dikenal pupuk organik subsidi pemerintah karena cukup praktis sehingga lebih disukai petani. Pupuk organik seperti dari kotoran hewan dan daun dari tumbuhan yang mongering tidak hanya bermanfaat bagi dunia pertanian saja, melainkan sebagai langkah awal untuk merehabilitasi lapisan ozon kita yang sudah tidak berada dalam kondisi yang baik lagi.
Kondisi ozon dibumi ini mulai menurun sejak digembor-gemborkannya global warming, suatu peristiwa yang berdampak besar bagi kelangsungan hidup mahluk hidup dibumi. Meningkatnya kadar NOx merupakan hal yang patut diwaspadai sebagai suatu senyawa yang merusak lapisan ozon bumi kita. Contoh senyawa yang yang merusak ozon ialah NO2, NO, N2O, selain itu ada ada gas gas lain yang menyebabkan rusuknya lapisan ozon yaitu CFC, H2O (g) dan masih banyak lagi. NO2 merupakan produk sampingan dari pertanian karena penggunaan pupuk buatan yang semakin intensif. NO2 memiliki yang resiko yang lebih besar yaitu 310 kali lipat untuk pemanasan global. Satu kilo gram NO2 sama dengan 310 kilo gram CO2, hal ini merupakan resiko tinggi yang harus dihadapi.
Melihat kondisi yang seperti ini patut untuk melakukan reduksi atau pengurangan emisi senyawa yang ada pada lapisan ozon. Hal ini dilakukan agar tidak menyebarnya wilayah kerusakan ozon. Suatu penelitian menyebutkan bahwa kompos mampu untuk menyaring senyawa emisi NOx, ini merupakan langkah awal untuk proses rehabilitasi ozon. Kadar senyawa emisi NOx di ozon tercipta melalui pembakaran yang terjadi dibumi misalnya proses pembakaran pada mesin kendaraan bermotor dan mesin pabrikyang menggunakan bahan bakar batubara, bioetanol, propan. Gas yang disumbangkan dalam proses pembakaran sebagian besar ialah gas NOx.
Dengan memanfaatkan kompos sebagai biofilter artinya kompos itu dapat befungsi sebagai penyaring biologis. Di dalam kompos terdapaat mikroorganisme yang mampu menghasilkan atau membentuk biofilm sehingga mampu mengubah massa polutan dari fase gas menjadi cair. Tidak hanya itu melainkan mengubah massa polutan dari solid menjadi medium selanjutnya polutan akan terdegradasi oleh mikroorganisme yang menghasilkan biofilm didalam kompos. Proses pengurangan kadar polutan yaitu melalui dua tahapan yang pertama ialah adsorbsi (penyerapan) dan yang kedua biodegradasi.
Proses adsorbsi adalah proses penyerapan polutan menggunakan kompos dan sisanya untuk menguraikan polutan yagn telah terserap.kemudian proses biodegradasi oleh bakteri tau mikro organisme yang terkandung dalam kompos. Mendegradasikan polutan dengan kompos merupakan cara alternative yang cukup mudah, murah, mengandung beragam mikroorganisme , kandungan nitrogen organik yang tinggi serta tahan terhadap air.
Dengan penggunaan kompos sebagai media dalam rangka pengurangan kadara emisi dalam ozon maka kotoran ternak tidak dianggap sebagai bahan yang bermanfaat. Kotoran ternak dapat digunakan dalam proses biofilter terhadap emisi yang ada dibumi. Hal ini merupakan alternative imbangan terhadap penggunaan bahan bakar fosil yang menghasilkan senyawa nitrogen yang nantinya akan menyebabkan global warming.

“Penggunaan kompos sebagai media alternatif dalam proses rehabilitasi ozon” Selanjutnya...

Kamis, 13 Mei 2010

Ragam Ekosistem Terumbu Karang

Istilah terumbu karang tersusun atas dua kata, yaitu terumbu dan karang, yang apabila berdiri sendiri akan memiliki makna yang jauh berbeda bila kedua kata tersebut digabungkan. Istilah terumbu karang sendiri sangat jauh berbeda dengan karang terumbu, karena yang satu mengindikasikan suatu ekosistem dan kata lainnya merujuk pada suatu komunitas bentik atau yang hidup di dasar substrat. Berikut ini adalah definisi singkat dari terumbu, karang, karang terumbu, dan terumbu karang (gambar 1).
1). Terumbu Reef
Endapan masif batu kapur (limestone), terutama kalsium karbonat (CaCO3), yang utamanya dihasilkan oleh hewan karang dan biota-biota lain yang mensekresi kapur, seperti alga berkapur dan moluska.
Konstruksi batu kapur biogenis yang menjadi struktur dasar suatu ekosistem pesisir. Dalam dunia navigasi laut, terumbu adalah punggungan laut yang terbentuk oleh batu karang atau pasir di dekat permukaan air.

2). Karang Coral

Disebut juga karang batu (stony coral), yaitu hewan dari Ordo Scleractinia, yang mampu mensekresi CaCO3. Hewan karang tunggal umumnya disebut polip.

3). Karang terumbu

Pembangun utama struktur terumbu, biasanya disebut juga sebagai karang hermatipik (hermatypic coral).
Berbeda dengan batu karang (rock), yang merupakan benda mati.

4). Terumbu karang

Ekosistem di dasar laut tropis yang dibangun terutama oleh biota laut penghasil kapur (CaCO3) khususnya jenis­jenis karang batu dan alga berkapur, bersama-sama dengan biota yang hidup di dasar lainnya seperti jenis­jenis moluska, krustasea, ekhinodermata, polikhaeta, porifera, dan tunikata serta biota-biota lain yang hidup bebas di perairan sekitarnya, termasuk jenis-jenis plankton dan jenis-jenis nekton


Ragam Ekosistem Terumbu Karang Selanjutnya...